Rabu, 03 September 2008

Hanya Satu saja

Inilah yang mungkin ada di benak kita setiap kali kita dihadapan pada keberanian untuk melakukan perubahan. “Hanya aku saja yang berubah, apalah artinya”

Ada satu ilustrasi kecil yang mungkin dapat menjawab tanggapan tersebut, saya pernah memaparkan hal tersebut di sela ceramah saya di sebuah diskusi.

Jika Ada 10 orang yang diminta untuk memindahkan sebuah meja kaca dengan ukuran standart 6 tempat duduk, maka kerja tersebut terasa ringan, bahkan terlampau ringan. Dan jika kita termasuk salah satu di antara 10 orang tersebut, di benak kita segera muncul “Untuk apa tenaga 10 orang untuk mengangkat meja itu” lalu mungkin dilanjutkan dengan pemikiran “Kalau saya pura-pura mengangkatnya, tenaga Sembilan orang saja pasti lebih dari cukup untuk mengangkat meja kecil itu”. Ketika meja terangkat ke atas, apabila pemikiran semacam itu muncul, mungkin pekerjaan itu akan mulus berjalan, tapi yang tidak kita sadari dan tidak kita antisipasi adalah ternyata semua berpikiran seperti itu pada saat yang bersamaan, Apa yang terjadi?
Meja kaca itu akan hancur berantakan.

Kita sering meremehkan kekuatan 1 orang, 1 suara, 1 detik atau 1 miligram. Tapi, disadari atau tidak, tanpa 1 suara sebuah keputusan besar mungkin tidak akan terwujud, dan tanpa 1 miligram, 1 kg tetaplah bukan 1 kg, ukurannya hanya 0,999999 kg.
Jika titik didih air pada suatu tempat adalah 100 derajat celcius, maka tanpa 1 derejat celcius saja air tidak akan mendidih.

Suatu saat, ketika kita menginginkan perubahan, maka perubahan itu harus kita mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, walau hanya satu (diri kita sendiri). Tanpa perubahan dari diri kita sendiri, perubahan besar yang lain tidak akan terwujud.
Jika kita ingin Negara ini bersih, maka terlebih dahulu kita harus bersih.
Bayangkan, apa yang terjadi jika kita berpikiran sama “Walau hanya aku saja yang melakukannya, tetap akan aku lakukan demi perubahan yang lebih baik”
Sungguh indah bukan?

Salam Sukses Selalu

Tidak ada komentar: