Kamis, 28 Agustus 2008

Four Gate of LOVE

Kita akan kembali bicara tentang Cinta, kali ini tentang bagaimana Cinta itu harus dibagikan kepada yang lain?

Suatu saat, ada seorang anak yang bertanya kepada ibunya tentang Cinta (LOVE), bagaimana ia dapat membagikan cintanya pada orang-orang yang di sekitarnya, kepada ayah, ibu, saudara dan orang-orang yang dikasihi, kepada orang-orang yang tidak dikenalnya bahkan kepada orang yang menjengkelkan dan menyakiti hatinya.

Sang Ibu lalu membawa anaknya ke sebuah taman dan memintanya untuk melewati 4 GERBANG CINTA yang terletak di sana, maka dengan perasaan ingin tahu si anak mulai menapaki gerbang itu satu persatu.

Gerbang pertama bernama “Gate of Loving-Kindness”
Ketika Sang Anak mulai memasuki gerbang pertama, dirinya seakan dihadapkan pada kemunculan orang-orang yang dikasihinya, ada wajah sang ibu, ada wajah ayah, ada wajah opa dan oma, ada wajah saudara-saudaranya tercinta, ada wajah-wajah yang dikasihi.
Lalu berikutnya ia melihat sebuah gambaran dari opa dan oma yang tersenyum sambil memeluk dirinya, di sampingnya ada papa dan mama yang saling berangkulan, lalu tampak juga si “doggy”, ajing kecilnya yang periang sedang mengoyangkan ekornya dengan lincah.
Inilah wajah Cinta pada gerbang pertama, ketika cinta bertemu dengan orang-orang yang terkasih (bahkan pada binatang peliharaan kita sekalipun) cinta akan muncul dalam pelukan, dalam kehangatan yang menyejukkan, cinta akan berseri tanpa batas.

Ketika si anak keluar dari gebang pertama, ia langsung menghampiri ibunya dan memeluknya dengan mesra, itulah wajah cinta pada gerbang pertama, cinta yang tak terlukiskan dengan kata-kata pada orang-orang yang terkasih.

Gerbang kedua bernama “Gate of Compassion”
Ketika gerbang kedua terbuka, muncullah wajah pengemis yang biasanya mangkal di persimpangan jalan raya dekat rumahnya, lalu muncul anak-anak dengan wajah memeras sambil memegangi perutnya yang lapar, kemudian muncul lagi wajah korban-korban perang dan pertikaian beserta erangan mereka yang memilukan, tak ketinggalan juga raut wajah seekor kucing kecil yang berjalan tertatih-tatih setelah ditabrak sebuah mobil yang melaju dengan kencang.
Lalu berikutnya ia melihat sebuah gambaran dari “Mother Teresa” yang dengan wajah welas asih membelai anak-anak kecil yang sedang dibalut luka, di sampingnya tampak seorang ibu yang memberikan makanan bagi kaum tak punya serta seorang anak kecil yang sedang membersihkan luka pada seekor anjing yang terluka.
Inilah wajah Cinta pada gerbang kedua, ketika cinta bertemu dengan orang-orang yang dikasihani (termasuk juga pada binatang-binatang), cinta akan muncul dalam perasaan iba, cinta akan muncul dalam belas kasih, cinta akan muncul dalam sosok Mother Teresa yang menentramkan.
Cinta akan muncul dalam uluran tangan yang indah, saling berbagi dengan sesama, melindungi, menganyomi dan menuntun mereka-mereka yang terluka oleh kehidupan ini.

Ketika si anak keluar dari gerbang kedua, ia menghampiri seekor kucing yang terluka, digendongnya dan dibersihkan luka-lukanya serta disuapinnya, itulah wajah cinta pada gerbang kedua, cinta dalam bentuk BELAS KASIH tanpa batas.

Gerbang Ketiga bernama “Gate of Sympathetic Joy”
Ketika gerbang ketiga terbuka, muncullah wajah Verrill, abang pertamanya yang baru mendapatkan gelar Sarjana lengkap, lalu senyum teman sekelasnya yang berhasil menjadi juara satu umum, berikutnya ia melihat tawa dan canda dari segerombolan anak-anak serta kicau riang burung di pohon dekat rumahnya.
Berikutnya ia melihat sebuah gambaran dari dirinya yang tawa bersama teman-temannya, di tengah barisan itu berdiri “Miracle”, teman sekelasnya yang berhasil menjadi juara kelas, lalu di sampingnya ada “Willy” yang sedang merayakan ulang tahunnya, kemudian di paling pojok ia tampak sedang mengangkat tangannya tinggi-tinggi, bergembira bersama temannya yang mendapat sepeda baru.
Inilah wajah Cinta pada gerbang ketiga, ketika cinta bertemu dengan orang-orang yang sedang bergembira (termasuk juga pada binatang-binatang tentunya), cinta akan muncul dalam perasaan gembira, ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain (bukan malah merasa iri).
Cinta akan muncul dalam gandengan tangan, dalam tawa dan kegembiraan bersama di atas kebahagiaan yang lain.

Ketika si anak keluar dari gerbang ketiga, ia menghampiri kakaknya yang sedang ulang tahun, ia lalu mengandeng tangan kakaknya dan bernyanyi bersama-sama, itulah wajah cinta pda gerbang ketiga, cinta dalam bentuk Ikut bergembira atas kegembiraan orang lain.

Gerbang keempat bernama “Gate of Equanimity”
Ketika gerbang keempat berhasil dicapainya, ia melihat wajah orang-orang yang pernah menyakitinya, preman yang duduk di warung dekat rumahnya, guru yang pemarah, anjing yang galak dan wajah-wajah yang menjengkelkan.
Lalu muncul gambaran seorang guru spiritual yang tanpa ekspresi, tidak ada wajah marah yang tampak ketika harus berhadapan orang-orang yang beringas, ada ketenangan di sana, walau wajah-wajah menjengkelkan berdiri di sampingnnya.
Inilah wajah Cinta pada gerbang keempat, ketika cinta bertemu dengan orang-orang yang tidak disukai, yang menyakiti hati, cinta muncul dalam keseimbangn bathin, melihat semua ini sebagai bagian dari kehidupan yang tak terhindari, melihat hal ini sebagai pembelajaran hidup. (bukan malah membalasnya dengan amarah yang membakar)
Cinta akan muncul dalam penerimaan dan maaf.

Ketika si anak keluar dari gerbang keempat, si anak belajar memaafkan temannya yang telah menyakiti dirinya, itulah wajah cinta pada gerbang keempat, cinta dalam bentuk keseimbangan bathin.

Dan Ketika kita telah memasuki keempat Gerbang Cinta itu, ada pesona yang dipancarkan dari diri kita, ada keagungan, ketulusan dan kewajaran yang berdiam dalam diri kita. Ada cinta yang siap kita semaikan pada dunia ini.


Salam Sukses Selalu
Seng Guan CPLHI
Regional Manager PT. Arthamas Konsulindo Medan
PSDM Siddhi Medan
sengguanjr@yahoo.com

Tidak ada komentar: