Minggu, 31 Agustus 2008

DOA

Pada sebuah kelas, sekelompok murid-murid berkumpul untuk “belajar berdoa”

Mulailah doa pertama dilantunkan.
“Oh, Tuhan berikanlah kami kekayaan yang berlimpah, berikanlah kami kesehataan, kebahagiaan, kemakmuran dan umur panjang.”
Sang Guru berkata “Bagus, tapi jangan lupa untuk berterima kasih”


Lalu meluncurkan doa kedua.
“Oh, Tuhan terima kasih atas karuniaMu selama ini, terima kasih atas semua berkah yang Tuhan berikan kepada keluarga kami, terima kasih atas kesehatan, kebahagiaan, kemakmuran dan kekayaan yang kami nikmati selama ini. Berkahilah keluarga kami ini, jagalah agar kami tetap berada dalam karuniaMu.”
Sang Guru kembali berkata “Bagus”

Dilanjutkan dengan doa ketiga.
“Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Sang maha Adil dan maha Penyayang, terima kasih atas karuniaMu kepada kami selama ini, bimbinglah kami agar tetap berada dalam jalanMu.”

Semakin dilatih, doa itu semakin indah, murid-murid semakin tahu bagaimana cara berdoa, berucap syukur dan memuji kebesaranNya.

Bahkan dalam doa sederhana yang sekalipun
“Terpujilah Tuhan, terima kasih atas Karuniamu, berikanlah kekuatan untukku untuk dapat menjadi orang baik dan dapat senantiasa berbuat kebaikan”

“Bagus, sungguh bagus” kata Sang Guru

Sampai pada saat giliran terakhir, seorang murid muda maju ke depan dengan wajah berbalut peluh, ia nampak gugup dan gelisah.
Setelah lama ditunggu, akhirnya ia juga berdoa.
“a,b,c,d,e,f,g,h,i,j,k,l,m,n,o,p,q,r,s,tu,v,w,x,y,z, Tuhan aku tak pintar berdoa, tolong bantu aku susun huruf-huruf ini menjadi doa, karena Tuhan pasti tahu apa kata hatiku.”

Seisi kelas segera menertawainya, ia nampak makin gelisah dan gugup.
Sang Guru pun berkata “Doa yang terindah”

Seberapa sering ktia berdoa? Seberapa sering kita berucap syukur dan memuji kebesaranNya?
Yang pasti, pada saat kita diterjang masalah, kita tak pernah lupa untuk berdoa, memohon ampun dan meminta belas kasihNya. Bahkan pada saat itu, mereka-mereka yang tak pernah berdoa pun dapat menjadi seorang yang mahir dalam berkata-kata pada Tuhan. Kita sering muncul seperti seorang “Pengemis” yang meminta-minta penuh pengharapan.

Lalu, pada kita berada dalam kebahagiaan?
Kita sering lupa akan doa, kita lupa berucap syukur dan terima kasih padaNya.

Dan keindahan doa kadang hadir dalam bahasa-bahasa yang sederhana, bahasa-bahasa yang muncul secara spontanitas dari kedalaman jiwa, bukan dari seberapa pintar kita menyusun kata-kata, karena Tuhan akan mendengar dari hati kita, bukan dari mulut kita.

Tidak ada komentar: