Kamis, 28 Agustus 2008

Bodyguard Dunia

Pagi ini aku masih dapat melihat burung-burung kecil yang bersarang di dekat jendela rumahku, kicauannya masih merdu terdengar, dan dari jendela yang sama itu masih terasa hangatnya cahaya matahari pagi yang merayap masuk ke dalam kamarku. Dunia ini masih indah, anak-anak masih mengandeng tangannya ibunya, ayah masih mengecup manis kening sang istri, dan peluk hangat masih saja terasa dalam kehidupan ini, walau ia semakin langka.
Setidaknya masih ada dan keindahan-keindahan ini bertahan sampai saat sekarang.

Lalu timbul pertanyaan pada benakku, “Siapa yang melindungi keindahan dan keharmonisan ini?”
Waktu kecil aku berpikir, sang “Superman” yang melakukannya, sang superman yang menjaga keadilan, sang superman yang membasmi kejahatan, sang superman menetramkan kekacauan.
Waktu pun berjalan, aku berpikir “Mungkin Sang superman semakin tua dan tak berdaya” karena keindahan itu telah memudar dan berkurang, kekacauan bahkan sering bangkit merenggut kebahagiaan dunia ini. Walau demikian, aku masih optimis, dunia ini masih indah.

Suatu hari, aku didatangi “Bodyguard dunia”, semula kukira “Sang Superman”, tapi ternyata ia bukan sosok dari dunia fantasi, ia adalah teman bermain ku sejak kecil, sejak aku pertama kali berhadapan dalam pilihan baik dan buruk. Tepatnya aku sebut “mereka”, karena mereka adalah sepasang pelindung.

Mereka adalah pasangan “Perasaan TAKUT dan MALU” melanggar sila (aturan), mereka lah sesungguhnya Bodyguard dari dunia ini.

Bayangkan apa yang terjadi jika kita tidak lagi TAKUT melanggar aturan yang ada, bayangkan apa yang akan terjadi jika kita tidak lagi takut akan konsekwensi dari pelanggaran tersebut.
Maka penegak hukum di dunia dan akhirat tidak lagi berfungsi, orang akan seenaknya saja membunuh, mencuri, merampok atau kejahatan lainnya.

Bayangkan pula apa yang akan terjadi jika kita tidak lagi MALU melanggar aturan yang ada, maka ramai-ramailah kita menceburkan diri dalam kenistaan, bahkan mungkin dengan bangga mempromosikan setiap pelanggaran yang kita lakukan.

Saat ini, ada fenomena yang menunjukkan bahwa kedua bodyguard kita sedang sakit keras(untung belum sekarat atau sampai “wafat”), perang saudara, peningkatan kriminalitas, konflik SARA adalah gejala-gejalanya.

“Lewati saja lampu merah itu, paling-paling kita ditilang, toh ada ‘orang’ yang bakal mengurusnya untuk kita nanti.” (Sang Takut sedang sakit) dan “Tadi pagi, saya baru berhasil membohongi guru tua itu, ternyata ia gampang dikerjai.” (Sang Malu juga sedang sakit)
Kedua kalimat itu sering kita dengar dalam versi-versi yang lain, itu bukti keterlibatan kita dan kita biarkan kedua bodyguard itu sakit tanpa diobati.

Hati-hati ! Ketika bodyguard “TAKUT dan MALU melanggar sila“ wafat, maka kiamat akan segera dimulai.
Sesuatu Sederhana, tapi dampaknya mengerikan bukan?

Kabar baiknya, kita masih ada waktu.
Sesuai Hukum Aksi-Reaksi, Ketika kita menjaga mereka, mereka juga akan menjaga kita.
Dan saat ini adalah waktu yang tepat memulainya, selagi masih bisa diobati.

Tidak ada komentar: