Jumat, 14 November 2008

Perahuku

Pernah menaiki perahu? Kapal laut atau sejenisnya?
Perahu, dapat digerakkan oleh alam, dapat pula digerakkan oleh kekuatan sang pendayung.
Tak peduli apakah perahu tersebut bergerak oleh salah satu kekuatan itu atau kolaborasi di antaranya, yang jelas perahu itu harus diarahkan oleh seorang nahkoda, atau ia akan kehilangan arah dan tersesat tanpa mencapai tujuannya.

Dalam menyeberangi lautan luas, gelombang laut menjadi bagian yang tak terpisahkan darinya, kadang ada gelombang besar yang datang, kadang hanya berupa riak-riak kecil yang mengelitik.
Perahu tanpa nahkoda akan terhempas, rusak bahkan karam ketika badai menerpa.

Perahu Tempatnya adalah di Air
Kekuatan Alam seperti badai dan gelombang besar adalah tak terelakan, perahu harus menghadapinya bahkan ketika ia tidak berkeinginan bergerak sama sekali, atau bahkan pada saat berdiam diri di pelabuhan sekalipun. Itulah hukum alam, Perahu tempatnya adalah di Air, dan air selalu mengandung gelombang dan riak-riak kecil.

Alam kadang bertindak sebagai pengerak. Angin dan arus laut akan membuat perahu melaju dengan kencang. Pada saat itu, nahkoda akan membuat perahu tetap terarah dan tidak terbawa arus, kecepatan perahu itu harus dikendalikan, laju yang terlalu kencang tanpa terkendali kadang akan mencampakkannya bahkan meremukannya.

Alam kadang juga bertindak sebagai “Obstacle” Pada saat inilah, kemahiran nahkoda dalam mengendalikan perahu diuji, Kemampuan menggabungkan keahliannya dan pengetahuan alam menjadi sangat penting. Kesalahan yang kecil sekalipun pada saat badai menerpa akan segera menghancurkan perahu itu berkeping-keping.

Metamorphosis
Dengan semakin bertambahnya “Jam terbang”, perahu akan semakin kokoh dan mengalami metamorphosis, perahu kayu yang lemah akan segera menjadi kapal laut yang besar, yang lebih stabil, yang lebih tahan menghadapi gelombang besar, yang lebih mampu menampung impian-impian luar biasa, lengkap dengan alat-alat navigasi yang canggih, dengan baling-baling penggerak, dengan system operasional yang jauh lebih baik. Dan yang tentunya dengan nahkoda yang jauh lebih berpengalaman. Perahu itu akan di-Up grade dari masa ke masa.

Disiplin
Dalam menyeberangi lautan lepas, perahu itu akan membawa penumpangnya. Nahkoda selain mengarahkan perahu tersebut, ia juga harus mampu mengendalikan penumpangnya. Ia harus berhasil menjinakkan penumpang liar, bahkan menurunkan mereka yang tak mau bekerjasama dengan sang nahkoda. Disiplin harus ditegakkan, jika ia tak ingin perahunya oleng dan terbalik oleh keliaran penumpangnya.

Kembali ke dunia nyata, jika perahu itu adalah diri kita maka kita sendiri pula yang menahkodainya, kita diberi kuasa penuh untuk mengendalikan diri kita sendiri, mendisiplinkan diri kita sendiri, dengan memberanikan diri membuang penumpang-penumpang liar yang ada di pikiran kita, membuang energi-energi negatif yang mencoba berkembang.
Agar kita menjadi perahu besar yang kokoh dan kuat dalam mengarungi lautan kehidupan.

Salam Sukses Selalu

Tidak ada komentar: