Jumat, 14 November 2008

Bunuhlah Aku

Benar!
Bunuhlah AKU jika tidak ingin menderita, atau setidaknya lepaskan AKU agar menjadi milik dunia.

Mungkin Anda bingung, tapi mari kita melakukan percobaan sederhana di bawah ini,
Apa reaksi Anda jika ada “Sepeda motor yang hilang ?”
Anda mungkin akan menjawab itu adalah hal biasa, dan terjadi hampir setiap hari di negera ini. Anda bahkan mungkin tidak bereaksi sama sekali.
Tapi, coba Anda lakukan sekali lagi, kali ini tempatkan diri Anda sebagai “Orang pertama tunggal”
Dan sekarang mari kita lihat reaksi kita ketika “Sepeda motor-KU yang hilang”
Apakah Anda masih bisa berkata biasa saja dan tak beraksi?
Saya ragukan hal tersebut, mungkin waktu itu Anda mengutuk habis orang yang telah menghilangkan sepeda motor Anda, menuding semua yang mungkin terlibat di dalamnya.

Satu akhiran yang begitu powerful, setiap benda yang tersentuh oleh akhiran “KU” segera mengikat kita dan menjadi sumber penderitaan kita. Kita sering bertikai gara-gara AKU, memperebutkan kepemilikan sah dari akhiran itu. (bahkan saling melukai karenanya)

Sebuah buku ketika berubah menjadi buku-Ku akan segera meninggalkan luka ketika kelak benda tersebut tergores, hilang atau musnah. (bahkan semua benda, tanpa terkecuali)

Sebaliknya ketika mobilku baru saja dijual kepada orang lain (melepas akhiran-Ku), dan setelahnya mobil itu rusak berat karena tabrakan. Pada saat itu, bukankah kita tidak merasakan derita akibat kerusakan tersebut. (mungkin kita hanya sekedar simpati pada orang lain)

Kesempatan membunuh AKU mungkin tidak kita dapatkan saat ini, tapi setidaknya kita dapat belajar melepaskan Aku, biarkan rumah tetap menjadi rumah, mobil tetap menjadi mobil dan buku tetap menjadi buku, tanpa akhiran Ku.

Mari kita mulai dengan praktek “Memberi”, karena dengan memberi kita belajar melepaskan AKU menjadi milik dunia, bukan milik satu pribadi saja, karena dengan memberi kita belajar untuk mengurangi dosis derita.


(Nb. Uluran tangan kita kepada saudara-saudara yang mengalami bencana alam menjadi salah satu opsi sederhana dalam praktek “Memberi”)

Mari kita belajar “Memberi untuk Dunia ini” karena terlalu banyak yang telah kita ambil darinya.
Dan dunia ini akan indah tanpa AKU (Sang EGO)

Tidak ada komentar: